Tantangan Pemulihan Indonesia di Bidang Ekonomi Kreatif

Uncategorized

Jakarta (7/4). Menparekraf Sandiaga Uno menyampaikan apresiasi atas kontribusi aktif LDII di sejumlah bidang pada MUNAS IX LDII 2021 kemarin (7/4) dalam tayangan singkat di ponpes Minhaajurrosyidin, Jakarta Timur. Menurutnya, LDII tidak hanya bergerak di bidang dakwah semata, tapi juga ekonomi kreatif, dan pariwisata UMKM.

Kemenparekraf telah mengupayakan pemulihan lini ekonomi dari pariwisatanya, ada satu pencerahan dari pandemi ini, yakni perlunya ambil peluang dengan dibangunnya aplikasi digitalisasi yang terintegrasi. 

“Di tengah pembatasan mobilitas, justru belanja online tumbuh. Di tengah sepinya pedesaan, justru malah menggagas desa2 wisata yang memiliki kearifan budaya lokal. Community base tourism tumbuh di tengah pandemi ini. Kuliner dengan digitalisasi tumbuh di masyarakat terutama anak muda,” ujarnya.

Kemenparekraf rencananya akan melakukan koordinasi dengan LDII dan stakeholder lain kedepannya. Lebih dari 34 juta masyarakat indonesia bergantung dari pariwisata karena banyak yang dirumahkan. Ia berharap LDII punya program yang terkait dengan pemerintah, berkoordinasi, kerjasama agar tercipta baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur.

Indra Cahya Uno yang hadir sebagai pembicara pada acara itu menambahkan, salah satu yang dilakukan dalam membangkitkan kembali ekonomi pariwisata dari ekonomi kreatif yakni dengan produktif. “Kontribusi konkritnya sederhana, memastikan tidak masuk dalam kategori pengangguran.

Tentunya yang tergabung adalah orang-orang produktif, bisa menghidupi diri sendiri, tidak bergantung pada orang lain,” ujarnya.

Indonesia juara pengangguran karena ketiadaan akses untuk pekerjaan itu. Ironis, lulusan SMK banyak memberi angka pengangguran, padahal setiap lulusannya dicetak untuk memasuki dunia kerja. 

“Dalam 10 tahun terakhir belum mengurangi pengangguran di usia muda, tertinggi di Asia Tenggara,” ujarnya.

Kemenparekraf memiliki solusi untuk melakukan pelatihan individu atas setiap usaha. Begitu lulus, harapannya punya skill dan infrastruktur dan ekosistem mengenai penghasilan hidupnya. 

“Lulusan itu mampu memproduksi barang sendiri atau jasa, atau menjadi salah satu mata rantai distribusi itu. Maksudnya menciptakan lapangan kerja diri sendiri,” kata Indra.

Setiap individu terutama pemuda diharapkan mampu mendapatkan dan menciptakan penghasilan. “Inilah yang disebut kewirausahaan. Semua orang diminta untuk menjadi mentor nantinya,” pungkas Indra.(Wicak/Tami/LINES)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *