Waka Kwarnas Apresiasi Kemajuan Sako SPN dalam Silbilnas 2019
Bantul (21/11). Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Kakak Laksamada Muda (Purn) Kingkin Suroso membuka kemah Silaturrahim Pembina Nasional (Silbinas) Sako SPN 2019. Ia mengapresiasi kemajuan Sako SPN yang berdiri sejak 2013.
Silbinas Sako SPN 2019 dilaksanakan selama tiga hari pada tanggal 21-23 November 2019 di Bumi Perkemahan (Buper) Dewa Ruci, Dusun Wonoroto, Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam perhelatan itu Sultan Hamengku Buwono X diwakili staf ahli Gubernur Bidang Sosial dan Kemasyarakatan Tri Mulyono, Kwarda Daerah Istimewa Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi, Ketua Umum DPP LDII Abdullah Syam, Bupati Bantul Suharsono yang juga Mabicab Gerakan Pramuka Bantul, Mabisakonas SPN Prasetyo Sunaryo dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya.
Kedatangan para tokoh disambut oleh pagar betis dan pertunjukkan pencak silat dari Sako SPN. Saat membuka acara, Kingkin Suroso cukup antusias dan memberikan respon positif dalam perhelatan Silbilnas Sako SPN 2019. Pramuka itu menurutnya, harus dikembangkan kembali dengan mendidik kaum muda yang berkarakter.
Tujuannya, agar kaum muda dapat lebih baik menyongsong masa depan dan diharapkan peranan tersebut dapat ditingkatkan dan menjadi garda depan dalam menghadapi teknologi. Dalam hal ini para Pembina dituntut peran dan dedikasinya agar lahir kader-kader muda yang dapat menghasilkan peserta didik mandiri, serta siap menghadapi teknologi 4.0.
“Tetaplah menjadi Pramuka yang sebenarnya. Saya yakin Sako SPN ke depan akan lebih maju karena sejalan dengan program revitalisasi satuan karya yang sudah ada pada Sako,” ujarnya.
Ia tidak ingin anak muda yang mengikuti pramuka, setelah umur 25 tahun menjadi Pramuka yang tidak jelas, akan tetapi menjadi Pramuka yang mandiri, berkecakapan hidup, dan berwirausaha.
“Bukan Pramuka yang tidak jelas, tapi Pramuka yang menjadi harapan bangsa. Sambutan kakak mabida tadi, memberikan gambaran tentang mimpi ke depan. Dan saya yakin Sako SPN mampu mencapai tujuan itu,” ujarnya.
Langkah nyata yang akan dilakukannya, pada tahun 2022 ia ingin ada perkemahan antar satuan komunitas. Tiap-tiap satuan komunitas akan bergabung menjadi satu dalam sentra perkemahan modern. Sebuah perkemahan di mana pramuka bermasyarakat.
GKR Mangkubumi juga mengatakan hal yang serupa saat simbolisasi pelepasan burung merpati bersama tokoh-tokoh lainnya. Ia mengapresiasi Silbilnas Sako SPN 2019 didepan 1.014 kakak-kakak pembina yang hadir.
Di sisi lain, Tri Mulyono pun menuturkan dalam pembukaan. Bagi kakak-kakak pembina pramuka Sako SPN, saat ini dibutuhkan literasi data untuk meningkatkan kemampuan mengolah data dan informasi, juga literasi manusia yang berupa softskill atau pengembangan individu yang dianggap mampu beradaptasi dengan industri 4.0 tersebut.
Menurutnya, saat ini Gerakan Pramuka memiliki PR untuk dihadapi. Masih banyak pekerjaan rumah untuk menciptakan pembina yang ditugaskan untuk adik-adik yang masih sekolah. Mereka juga harus menciptakan generasi generasi muda yang melek era 4.0 yang cinta Indonesia dan memiliki karakter kuat untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik.
“Para Pembina Sako SPN yang luar biasa, pendampingan buat generasi muda sangat penting, pembinaan karakter diri dan pendalaman dasa darma untuk majunya Indonesia” ujarnya.
Sebelum membuka acara, tokoh-tokoh yang hadir secara simbolis melakukan penanaman pohon. Ketua Pinsako SPN Edwin Sumiroza menuturkan, Sebelumnya sudah ada 254 pohon yang ditanam di bumi perkemahan yang berada di bibir pantai dan menghadap langsung ke Samudera Hindia ini.
Silbinas diikuti peserta yang terdiri dari 8 Sako Provinsi yang telah diresmikan oleh masing masing kwarda, yaitu Sakoda Lampung, Sakoda Jawa Barat, Sakoda DI. Yogyakarta, Sakoda DKI Jakarta, Sakoda Sumatera Selatan, Sakoda Jawa tengah, Sakoda Sulawesi Tengah, dan Sakoda Jawa Timur.
Selain itu beberapa Sakoda yang masih didampingi provinsi untuk merintis juga ikut serta, seperti Provinsi Banten, Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Bengkulu, Provinsi Bangka Belitung, Provinsi Papua, Provinsi Kalimantan Utara, dan Provinsi Jambi.