Ketua FKUB Provinsi Papua Pdt. Lipiyus Biniluk, M.Th., mengajak tokoh dan umat lintas agama untuk lebih bekerja keras menjaga kerukunan umat beragama di Tanah Papua di tahun mendatang. Ia menghimbau agar seluruh umat agama di Papua bersama-sama mewaspadai masuknya radikalisme ke Papua.
Hadir dalam kegiatan ini pimpinan Forkopimda Provinsi Papua, para pengurus FKUB, pimpinan organisasi keagamaan, juga elemen perempuan dan pemuda lintas agama di lingkup Provinsi Papua. Demikian halnya
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua Pdt. Amsal Yowei, S. Pak., SE., M.Pd. K., turut hadir dalam kegiatan ini.
Hal ini dikemukakannya pada acara “Syukuran Akhir Tahun dan menyambut Natal 2019” yang digelar Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Papua, Jumat sore (29/11) di Ruang Pertemuan Rumah Makan Sendok Garpu, Kotaraja, Jayapura.
Pdt. Biniluk mengajak hadirin untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dimana agama sebagai perekatnya.
“Perlu kerja keras untuk menjaga kerukunan umat agama di Indonesia. Jika tidak berhasil menjaga dengan baik, maka bisa saja terpecah belah. Agama adalah perekat bangsa. Mari kita jaga baik-baik.”
Pdt. Biniluk juga mengapresiasi hasil doa puasa bersama tokoh lintas agama di Papua menjelang hingga usai pesta demokrasi pemilihan Presiden, anggota legislatif serta DPD RI.
“Semua berjalan aman dan damai. Doa puasa bersama lintas agama digelar sejak Januari 2019 setiap bulan, hingga selesai pesta demokrasi tahun 2019,” demikian dikatakan Ketua FKUB.
Sekretaris FKUB Provinsi Papua Th. Pasaribu, M.Si., mengenalkan susunan pengurus FKUB Provinsi Papua 2018-2023.
“Kegiatan FKUB juga dilaksanakan dengan mitra-mitra, berbagai instansi. Misalnya, Kanwil Kementerian Agama Provinsi Papua. Banyak kegiatan FKUB didukung dan difasilitasi oleh Kementerian Agama,” jelas Pasaribu.
FKUB menurut Pasaribu berkomitmen untuk “memerangi” radikalisme. Ia lantas menjelaskan berbagai kegiatan FKUB Provinsi Papua sepanjang tahun bekerjasama dengan para pemangku kepentingan khususnya para pimpinan lintas agama dalam upaya membangun kerukunan di Papua.
Bergantian, refleksi Natal 2019 disampaikan oleh lima tokoh lintas agama. Mewakili umat muslim, Ustadz Syaifullah sebagai wakil ketua LDII Papua sekaligus Pengurus MUI turut menyampaikan refleksi. Menurutnya kerukunan umat beragama memberikan sumbangan besar dalam perdamaian di dunia. Ia mengajak umat lintas agama berpikir rukun, berkata rukun dan bertindak rukun.
Ketua Persada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Papua I Komang A. Wardhana mengacu pada konsep “Trihita Karana dalam penerapan kerukunan umat beragama. Tri Hita Karana menekankan tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia yaitu hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan alam sekitar, dan hubungan dengan Tuhan yang berkaitan satu sama lain.
Pada kesempatan yang sama Komandan Pangkalan Udara Silas Papare Marsma TNI Ir. Tri Bowo Budi Santoso, MM., M.Tr (Han) mengajak umat untuk bertanya pada diri masing-masing, sudahkah menjadi bagian dalam membangun perdamaian atau dalam konsep muslim menjadi “rahmatan lil alamin”. Sekaligus, ia mengajak umat untuk menjadi bagian itu.
Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Papua menyatakan penghargaan kepada berbagai pihak yang telah bersinergi dalam membangun kerukunan umat beragama di Papua. Ia kembali mengemukakan konsep moderasi beragama, untuk dijiwai dan dilaksanakan dalam kehidupan beragama. Ia mengajak umat pada posisi di tengah, tidak “ekstrim kiri” atau “ekstrim kanan” dalam beragama. (Dewi)